Nuansa Penuh Warna - Cakruk'an Reuni Perdana
Muntilan, 27 Juni 2017
Simak kisah penuh nostalgi di Pulang ke Kotamu
Aku cukup paham dengan ungkapan Pak Ketu, "mengikuti pakem". Maksudnya adalah "pakem cakrukan" yang tidak lain cakrukan virtual di grup WA Alumni 86'. Natural, alami dan "manasuka".
Teringat seminggu menjelang Hari H suasana cukup hiruk pikuk, "Cakrukan WA Alumni 86 maksudnya".
"Besok siapa yang lowong silahkan merapat ke mbudur untuk nguras kolam...," kutipan grup WA pagi itu dari jeng Lucia yang berdomisili di Borobudur.
"Ayo sopo ki sing arep ngrewangi nang smpk....jam 10 yo", tulis Pak Ketu mengisyaratkan beberapa Dulurs untuk "merapat" ke tempat persiapan acara.
"Mohon maaf TDK bisa membantu, acara hari ini di Kalasan, Yogya....", sambung bro Beni karena kesibukannya.
Jabat erat penuh berkat, semoga semai persaudaraan menghadirkan rahmat berlimpah untuk Dulurs 86' kinasih.
#dulursaklawase
#nuansapenuhwarna
/pr
Romansa Masa Sekolah Yang Menyatukan
Terkenang
hari itu tanggal 27 Juni 2017, kalau tidak salah H+3 Lebaran, keretaku
tiba di Stasiun Tugu pada pagi dini hari. Kulihat jam bulat besar di
peron menunjukkan pukul 01:30 WIB.
"Ok
lah, masih ada waktu sekitar 1 - 2 jam sampai Agus tiba di Jogja",
batinku sembari menghampiri salah satu kedai makanan yang baru saja
buka. Terdapat papan nama "Gudeg Jogja" dan yang lebih mengundang
selera, terlihat asap tipis mengepul dari wadah besar yang ternyata
kuali khas kedai gudeg.
"Weewww...pas
untuk suasana begadang", gumamku sembari melahap satu porsi nasi gudeg
khas Yogyakarta. Setelah menutupnya dengan segelas teh manis hangat,
kulihat layar HP untuk memastikan update posisi bro Agus. Kami sepakat
untuk bertemu di Stasiun Tugu kemudian bersama-sama meluncur ke
Muntilan. Dia sendiri sedang dalam perjalanan dari Jawa Timur bagian dari
rangkain acara libur lebaran.
Singkat
cerita kami bersama meluncur dari Yogyakarta, tepatnya simpang Jombor
sekitar jam 08:00 WIB. Dalam rentang waktu tersebut selain sempat
tertidur lelap di bangku peron, aku menyempatkan diri berfoto ria di
ujung Jl. Malioboro yang legendaris itu. Berkesempatan juga meneguk wedang angsle
khas Solo. Seperti sudah jadi ritual wajib, tak lupa "hunting" kedai kopi lokal yang pastinya di
sekitar stasiun dan waktu itu kopi Flores jadi pilihan.
Masa Libur Lebaran
Setelah melalui persiapan yang panjang dan "mengasyikkan" akhirnya reuni perdana Cakruk'86 terwujud dengan sukses dan lancar jaya. Suasana cukup menggemberikan dan semarak dengan banyaknya Dulurs yang hadir.
Masih dalam suasana Riyadi Idul Fitri sehingga pada kesempatan tersebut hadir beberapa Dulurs luar kota yang juga tengah melaksanakan ritual "mulih udik" alias mudik. Mengambil tempat di koridor deretan ruang ruang Kelas I, acara reuni perdana ini akhirnya terwujud di sekolah kita tercinta pada tanggal 27 Juni 2017.
Seperti saat cakrukan perdana, sebut saja edisi kopi darat – Pakem Berseri,
menurut beberapa Dulurs yang sudah hadir lebih awal, suasana dimeriahkan
dengan lomba asah memori. Dipadu kemudian dengan aktifitas kening berkerut. Tak jarang
terjadi perdebatan alot namun akhirnya berujung derai tawa, penuh ceria dan
keakraban. Mohon
maaf sebelumnya, saya sendiri datang terlambat di lokasi dengan
berbagai alasan yang tak kalah riuhnya, "Setelah merentang jarak dan
waktu yang lumayan melelahkan..... weeewwwww 😀🙏".
Pakem Cakrukan
"Meski urutan acara tidak sesuai dengan rundown yang telah ditetapkan oleh Panitia, namun semua mengalir lancar dan
memang pada akhirnya tetap mengikuti pakem", demikian menurut Pak Ketu -
Yudi Nugroho.
Aku cukup paham dengan ungkapan Pak Ketu, "mengikuti pakem". Maksudnya adalah "pakem cakrukan" yang tidak lain cakrukan virtual di grup WA Alumni 86'. Natural, alami dan "manasuka".
Teringat seminggu menjelang Hari H suasana cukup hiruk pikuk, "Cakrukan WA Alumni 86 maksudnya".
"Besok siapa yang lowong silahkan merapat ke mbudur untuk nguras kolam...," kutipan grup WA pagi itu dari jeng Lucia yang berdomisili di Borobudur.
"Ayo sopo ki sing arep ngrewangi nang smpk....jam 10 yo", tulis Pak Ketu mengisyaratkan beberapa Dulurs untuk "merapat" ke tempat persiapan acara.
"Mohon maaf TDK bisa membantu, acara hari ini di Kalasan, Yogya....", sambung bro Beni karena kesibukannya.
"Waahhh....maaf lurs....jambu terpaksa kosong.. pas ora musim...durung panen", sambung bro Santo. Rupanya pernah berharap untuk dapat membawa hasil panenan kebun sendiri.
Meski lewat media virtual terasa betapa antusiasme dan kemeriahan suasana persiapan reuni perdana tersebut. Terasa sekali kekompakan dan sikap beratensi yang cukup besar dari seluruh "warga cakruk". Aku sendiri merasakan betapa sulitnya melakukan koordinasi jarak jauh sebagai bagian dalam kepanitiaan kecil dengan penunjukan aklamatif dan lebih bersifat kerelaan.
Nuansa Penuh Warna
Acara mengambil tema "Nuansa Penuh Warna" dengan dress code dominan warna putih. Ini mengambil logika adanya beragam warna pelangi berbaur cepat (baca: berputar), akhirnya menghasilkan warna putih, , "cukup menggelitik..👏👏", pikirku.
Seperti biasa dan sudah menjadi ritual wajib pada setiap kumpul komunitas, acara ditutup dengan foto bersama.
"Hari ini kita kan lagi jadi ABG jaman NOW....😅😅", seloroh beberapa Dulurs dengan penuh antusias, mengatur posisi dan berfoto ria.
Dulur Saklawase
Meski dalam keseharian kita saat ini saling berbeda dan cukup beragam, dengan jejak peziarahan hidup masing-masing. Juga rentangan waktu yang cukup panjang, semangat "dulurs saklawase" mampu merangkul dan merajut kembali rasa persaudaraan untuk saling ber-atensi dan berbagi.
Jabat erat penuh berkat, semoga semai persaudaraan menghadirkan rahmat berlimpah untuk Dulurs 86' kinasih.
#dulursaklawase
#nuansapenuhwarna
/pr
Comments
Post a Comment